Peningkatan nitrogen yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil membuat tanaman karnivora jadi vegetarian. Mereka jadi jarang makan serangga, tetapi menghirup nutrisi langsung dari tanah, menurut sebuah studi terbaru yang diterbitkan di New Phytologist edisi Juli.
Saat hujan, nitrogen di udara diserap ke dalam tanah dan akhirnya dikonsumsi oleh tanaman melalui akar-akarnya. Karena kelebihan gizi, tanaman karnivora tidak perlu lagi melengkapi nutrisi mereka dengan menjebak serangga, seperti yang dikutip dari nydailynews.com.
"Jika Anda punya cukup makanan di lemari es, maka Anda tidak perlu lagi pergi ke toko," kata Dr. Jonathan Millet, ekolog tanaman di Universitas Loughborough, Inggris dan sebagai peneliti utama dalam studi tersebut, kepada National Geographic.
Tim peneliti mempelajari tanaman karnivora seperti Sundew di rawa Swedia utara, daerah yang dilanda hujan asam yang cukup berat.
Studi ini menemukan bahwa semakin tercemar suatu daerah, maka terdapat lebih sedikit serangga yang bisa dimakan. Tanaman karnivora di daerah tercemar yang ringan mendapatkan hampir 60% nitrogen dari serangga, namun jumlah tersebut berkurang menjadi 22% di daerah yang sangat tercemar.
Dalam jangka pendek, perubahan ini membantu tanaman karnivora untuk mendapatkan nutrisi yang lebih besar. Tanaman menggunakan energi yang cukup untuk membuat perangkap serangga, mengembangkan daun yang lengket dan warna merah untuk menarik serangga, menurut penelitian ini.
Namun, para peneliti meramalkan bahwa spesies tanaman karnivora akan menderita dalam jangka panjang, karena mereka tak akan mampu beradaptasi dengan cepat. Sundew dan tanaman karnivora lainnya kemungkinan akan kalah dengan pesaing mereka seperti rumput. Populasi mereka bisa berkurang. Beberapa spesies berisiko mengalami kepunahan.
Millet berencana untuk memperluas penelitian ke daerah dengan polusi nitrogen 30 kali lebih buruk, menurut laporan PhysOrg.
Bumi semakin panas dan tercemar. Berapa lama lagi bumi akan bertahan seperti ini?