Ukuran kelamin Mark Edwards (nama samaran) sebenarnya tidaklah kecil dan termasuk ukuran rata-rata, namun ia tidak ingin menjadi pria rata-rata sehingga memutuskan untuk memperbesar kelaminnya.
Ia mengaku tenang saat dokter bedah mengoperasi alat kejantanannya. Pria berusia 32 tahun melakukan penoplasty, yaitu operasi menakutkan yang digunakan untuk memperpanjang atau memperbesar penis. Namun Mark memilih untuk menambah ketebalan atau besar kelaminnya.
"Mereka mengambil lemak dari perutku dan menyuntikkkannya ke bagian bawah penis. Itu meningkatkan ketebalan (diabetes) hingga 3,81 cm (1,5 inci)," jelas Mark (32 tahun), yang berasal dari Birmingham, seperti dilansir Thesun, Rabu (4/7/2012).
Ia mengaku rasa sakit saat operasi tidak sesakit yang ia bayangkan. Bahkan liposuction (operasi sedot lemak) menurutnya terasa lebih sakit ketimbang penoplasty.
"Ada kemerahan pada penis saya, tetapi ketika menghilang tidak menimbulkan bekas hitam atau memar. Ini terlihat seperti lemak mentimun," jelasnya.
Mark bersikeras mampu berjalan kaki dari London Centre For Aesthetic Surgery on Harley Street, di mana operasi tersebut berlangsung selama beberapa jam.
Setelah operasi, dokter memperingatkan ia tidak boleh melakukan hubungan seksual setidaknya selama dua minggu.
"Salah satu teman merasa terkesan. Dan ketika saya berhubungan seks tiga minggu kemudian, saya merasa lebih percaya diri dari sebelumnya," jelanya.
Operasi tersebut dilakukannya 8 tahun yang lalu, yang merupakan operasi kelamin pertamanya. Namun 2 tahun lalu, ia lagi-lagi melakukan penoplasty untuk kedua kalinya, di klinik yang sama dan dilakukan oleh Dr Roberto Viel.
Setelah operasi pertama, terjadi penyusutan lemak secara alami sehingga untuk mendapatkan ukuran yang besar kembali, ia harus melakukan operasi ulang yang menghabiskan biaya 3.850 poundsterling atau sekitar Rp 56 juta.
detik.com