Seranjang bersama pasangan pasti menyenangkan, terutama saat melakukan aktivitas seksual, namun berbagi ranjang dengan pasangan untuk tidur atau melepas lelah bukan hal yang baik untuk dilakukan.


Riset yang dilakukan Universitas Viena menyebutkan tidur bersama pasangan membuat kualitas tidur jadi berkurang, akibatnya saat bangun esok hari, kondisi tubuh tak akan sebugar saat seseorang tidur sendiri.


penelitian yang dilakukan pada pasangan berusia 20an selama 10 hari tidur bersama pasangan dan 10 hari tidur sendiri ini memang menyulut pro dan kontra mengingat beberapa kelompok menyatakan tidur bersama pasangan akan membuat tidur mereka terasa lebih aman, nyaman dan terlindungi, terutama ditemukan pada responden wanita.


Riset yang diketuai Professor Gerhard Kloesch ini menyebut pria yang tidur bersama pasangan hanya akan membuat kondisi tubuh mereka drop, emosi melemah, kemampuan kognitif berkurang, dan menjadi mudah pelupa.
Kenapa? Peneliti menyatakan, tidur bersama pasangan hanya akan membuat tidur mereka tak pulas, dan harus selalu waspada dan berjaga dengan kondisi sekeliling, meskipun mereka melakukannya dalam keadaan tidur. Tapi hal tersebut sudah cukup menganggu tidur mereka.


Lain halnya jika mereka memilih tidur sendiri, pria akan lebih merasa nyaman, dan pulas. Melalui riset dan studi yang dilakukan sepanjang tahun 2006 lalu, para penliti menyimpulkan pria akan lebih baik tidur sendiri daripada tidur bersama pasangan, kecuali saat mereka akan melakukan aktivitas seksual.
Namun dalam kenyataanya, kondisi sosial sering menuntut mereka untuk tidur dalam satu ranjang. 

Meski dari data empiris yang terkumpul ada sebagian wanita dan pria yang sepakat untuk tidur terpisah untuk mendapat kualitas tidur yang lebih baik. Di sini mayoritas wanita menganggap tidur sendiri bisa menjauhkan mereka dari suara dengkuran pria yang menganggu tidur mereka, sementara pria juga mengaku bisa terbebas dari gerakan berisik yang kerap dilakukan pasangan wanita mereka. Mengawali tidur lagi di tengah-tengah jam tidur bukan hal yang mudah bagi beberapa orang.


Menurut Professor Dr Neil Stanley, ahli masalah tidur dari Universitas Surrey mengatakan wanita lebih mudah untuk mengawali tidur mereka yang terganggu (broken sleep), dibanding pria. Ini karena wanita lebih terbiasa mengalami gangguan tidur saat melalui tiga tahapan siklus hidup yaitu masa menstruasi, membesarkan anak, dan masa menopause.
Memang jika diruntut secara historis, para peneliti yakin, pria primitif terbiasa setengah tertidur untuk menjaga diri mereka dan melindungi keluarganya dari ancaman binatang buas. 



Konon kebiasaan ini masih terpatri dalam pikiran pria sampai saat ini yang secara reflek akan melindungi pasangannya, dan selalu waspada meski harus merelakan kualitas tidur mereka.
Alasan tersebut membuat periset menyarankan pria atau wanita lebih baik tidur sendiri untuk memulihkan dan mengembalikan tenaga yang terkuaras setelah seharian beraktifitas. 

Bagaimana dengan Anda, siapkah tidur sendiri dan meninggalkan pasangan Anda?

2 Comment:

Unknown mengatakan... 23.46.00

Kalau saya tidur sendiri mulu paling juga meluk guling busuk bau iler tetap aja tidak fit ada solusi ngak yach..??

cassanova mengatakan... 06.41.00

Kayanya harus tidur bersama pasangan lain nih biar Fit Terusss (konspirasi biar pada selingkuh ini nih ngk beres yang bikin risetnya)

 
Top