Mendengar Indonesia krisis tempe dan tahu, barangkali bapak bangsa Bung Karno akan menangis. Maklum, tempe dan tahu adalah makanan kegemaran proklamator kemerdekaan bangsa itu.

Sebagai manusia yang besar dalam berbagai derita, Bung Karno sangat suka makanan rakyat. Keluar masuk penjara dan pembuangan selama 13 tahun, Bung Karno lebih sering makan seadanya daripada makanan serba mewah dan lezat. Bung Karno konon sangat suka pisang rebus. Sementara menurut istrinya Fatmawati, Bung Karno senang sekali tahu dan tempe. Selain itu, dia juga suka sayur asem, ikan asin, gado-gado, sayur rawon, sayur bobor, sayur loncom, dan berbagai makanan rakyat biasa. Sedangkan kue-kue yang digemari adalah serabi dan gethuk.

Pada masa kecilnya, hampir setiap hari Bung Karno makan lalap daun singkong dan daun pepaya. "Barangkali itulah sebabnya sampai sepanjang hidupnya Karno menyukai daun pepaya dan daun singkong. Setelah dia bertahun-tahun jadi presiden, bila pulang ke Blitar, selalu minta disuguhi lalap daun pepaya dan daun singkong yang dipetik di kebun," kata Wardoyo, kakak kandung Bung Karno dikutip buku Bung Karno masa muda terbitan Pustaka Yayasan Antar Kota terbitan 1978. 

Makanan resep barat kurang disukai Bung Karno. Mentega yang dibikin dari susupun tidak disukai. Kalau margarine, Bung Karno mau tetapi kalau keju, dia sama sekali tidak suka. 

Mengenai masak-memasak, Bung Karno tidak pernah turut campur. Seluruhnya dia serahkan kepada Ibu Fatmawati. 

Di istana, Bung Karno pernah marah-marah karena orang menghidangkan masakan barat untuk suatu jamuan. Melihat semua itu, Bung Karno menyuruh mengangkat makanan-makanan Barat dan menggantikannya dengan masakan khas Indonesia. Barangkali, kalau tidak ada tahu dan tempe di meja makan, Bung Karno bisa sedih sekaligus marah.
 
Top