Mataram - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Gita Aryadi menyatakan, sektor pariwisata di provinsi tersebut terancam dampak kenaikan harga bahan bakar minyak yang rencananya berlaku mulai 1 April 2012.
     "Harga tiket penerbangan, biaya angkutan kendaraan pariwisata pasti naik karena harga bahan bakarnya naik. Aksi unjuk rasa juga ikut mempengaruhi kondisi pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB)," katanya di Mataram, Selasa.
     Menurut dia, kenaikan harga tiket penerbangan sebagai imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dikhawatirkan akan memengaruhi minat wisatawan berkunjung ke NTB, namun kekhawatiran itu diharapkan bisa diredam dengan masih dipilihnya NTB sebagai daerah MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).
     Sementara kenaikan biaya angkutan kendaraan pariwisata yang dikelola oleh para pelaku pariwisata diharapkan tidak terlalu tinggi dan bisa menyesuaikan.
     "Kami akan membicarakan masalah tersebut dengan para agen perjalanan wisata. Kita cari solusi bagaimana menyiasati kenaikan harga BBM," ujarnya.
     Ia mengatakan, upaya menjaga citra pariwisata yang kemungkinan menurun akibat berbagai aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM juga dilakukan dengan menggencarkan promosi di tingkat nasional dan internasional.
     "Efek dari aksi unjuk rasa diperkirakan hanya gejala sesaat, namun harus tetap diantisipasi," ujarnya.    
     Pemerintah berencana menaikkan harga BBM pada April 2012, dan kini sedang dalam pembahasan di DPR.
     Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik telah mengungkapkan dua opsi terkait rencana kenaikan harga BBM guna menekan angka subsidi dari APBN.
     Opsi tersebut dituangkan dalam usulan baru yang disampaikan pemerintah kepada DPR, namun bersifat usulan alternatif kebijakan.
     Opsi I, kenaikan harga eceran premium/solar yakni Rp1.500 per liter menjadi Rp6.000 dan opsi II memberikan subsidi tetap maksimum sebesar Rp2.000 per liter untuk premium dan solar.
     Rencana kenaikan harga BBM tersebut mendapat reaksi dari berbagai elemen masyarakat, termasuk di NTB.
     Berbagai elemen masyarakat di wilayah NTB, bahkan mengagendakan demo akbar menolak kenaikan harga bahan bakar minyak, yang dijadwalkan 27 Maret 2012, di Kota Mataram. 

0 Comment:

 
Top